Trotoar Aksesibel

trotoarBagi sebagian pengguna jalan mungkin trotoar tidak terlalu penting fungsinya, karena masih bisa digantikan oleh tepi jalan. Tetapi bagi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra dan daksa, trotoar memiliki peranan penting dalam mobilitas mereka.  


PKLKita yang tinggal di Indonesia mungkin tahu betul bagaimana kondisi trotoar di sekitar kita. Di kota sebesar Jakarta pun, hanya lokasi-lokasi tertentu yang trotoarnya cukup memadai meskipun belum bisa dibilang aksesibel. Permasalahan trotoar bukan hanya soal kondisi fisiknya saja, tetapi juga fungsinya yang berubah akibat kepentingan berbagai oknum. Pejalan kaki yang seyogyanya memiliki hak penuh atas trotoar, pada kenyataannya harus berbagi dengan pedagang kaki lima, pangkalan ojek, atau bahkan motor yang nekat naik ke trotoar karena terjebak macet. Kebayang kan susahnya jalan di trotoar? Terlebih buat penyandang disabilitas, khususnya netra dan pengguna kursi roda. Bahkan mungkin karena teramat sulitnya menggunakan trotoar, hampir jarang sekali kita menyaksikan pengguna kursi roda memanfaatkan trotoar, misalnya di Jakarta.


Galian-TeleponItu belum seberapa. Kadang pengerjaan saluran listrik, air, atau telpon di trotoar tidak memperhatikan keselamatan pejalan kaki. Sering kali tidak ada pembatas khusus yang bisa melindungi pengguna trotoar dari kemungkinan tercebur ke lubang galian pengerjaan saluran tersebut. Biasanya hanya ada papan bertuliskan “Hati-hati, ada pengerjaan saluran listrik/air/telepon” tanpa ada pembatas semacam police-line yang menunjukkan bahwa tempat tersebut tidak bisa dilewati. Bagi pengguna trotoar tanpa disabilitas mungkin tidak jadi masalah. Tetapi bagi disabilitas netra, hal tersebut bisa berdampak besar. Beberapa teman disabilitas netra misalnya mengaku pernah tercebur ke dalam lubang galian karena tidak ada pembatas khusus yang memungkinkan mereka mengetahui bahwa lokasi tersebut berbahaya untuk dilewati.


FoothpathDi Adelaide, trotoar merupakan salah satu fasilitas publik yang dibuat aksesibel. Bagi pengguna trotoar dengan disabilitas, yaitu disabilitas netra dan pengguna kursi roda, terdapat desain khusus yang memungkinkan mereka menggunakan trotoar. Bagi disabilitas netra, disediakan jalur penanda untuk memudahkan mereka berjalan lurus dan mengenali lokasi – lokasi khusus seperti halte bus dan ujung trotoar. Di sepanjang trotoar terdapat jalur yang menggunakan konblok bermotif timbul sehingga mudah dikenali yang letaknya sekitar 30cm dari tepi trotoar. Di tempat - tempat khusus seperti halte bus (bus stop) dan ujung trotoar, ditempatkan konblok dengan motif timbul yang berbeda sebagai penanda.


road safetyTrotoar di Adelaide hanya boleh digunakan oleh pejalan kaki dan pengguna kursi roda serta skuter roda empat. Tidak ada pedagang kaki lima memenuhi trotoar, apalagi pangkalan ojek. Pengguna sepeda pun dilarang menaiki trotoar, dan hanya boleh menggunakan jalan raya. Trotoar di Adelaide tingginya hanya sekitar 20cm dengan ujung landai yang memungkinkan kursi roda maupun skuter roda empat mengakses trotoar. Selain itu, setiap kali ada perbaikan jalan atau pengerjaan saluran, pembatas khusus disediakan demi menjaga keamanan setiap pengguna jalan, tidak hanya pejalan kaki tetapi juga pengendara kendaraan. Dengan begitu, siapapun bisa menggunakan trotoar dengan aman, termasuk penyandang disabilitas.


Sumber: http://www.dpti.sa.gov.au/roadsafety/safe_road_users/pedestrians/pedestrian_safety_treatments

Post a Comment

0 Comments