Saya adalah seorang disabilitas netra yang sehari-hari berada di sekitar jalan Pajajaran Bandung, tinggal di salah satu kosan yang berada di dekat gang Muhamad Yunus, dan bekerja di Klinik Shiatsu Wyna. Sehari-hari, saya berjalan melewati GOR Tri Lomba Juang yang berada di jalan Pajajaran.
Yang akan saya ceritakan bukanlah kisah diri saya, tetapi kisah tentang orang-orang yang berada di sekitar saya.
Karena saya seorang disabilitas netra, tentunya saya akan mengalami beberapa hambatan ketika saya sedang berjalan di trotoar, menyebrang jalan, dan lain sebagainya. Apalagi dengan keadaan jalan di negara tercinta kita ini yang banyak orang parkir semaunya, mengemudikan kendaraan dengan kecepatan yang melebihi standart keselamatan, angkutan umum yang berhenti dan berjalan semaunya, trotoar yang rusak dan berlubang, pemasangan plang atau baliho yang hanya menguntungkan pihak yang memasang saja tanpa memperhitungkan pejalan kaki, dan hal-hal lain yang bisa menyulitkan kegiatan disabilitas seperti saya salah satunya.
Tetapi memang Tuhan Maha Adil. Dia tetap menyayangi hambaNya dengan menciptakan orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang sangat luar biasa menurut saya.
Adalah kang Deni salah satunya. Beliau hanyalah seorang tukang parkir di Alfamart dekat tempat kos saya. Itupun hanya pada setelah maghrib sampai malam beliau bertugas di sana. Kang Deni tidak akan segan-segan menyuruh temannya untuk memarkirkan kendaraan yang akan parkir maupun akan pergi ketika melihat seorang disabilitas netra pada khususnya yang mendekati tempat beliau sedang bekerja. Beliau akan selalu bertanya "mau nyebrang atau mau kemana?" dan beliau akan selalu siap membantu kita. Beliau juga rela menyebrang jalan ketika sedang bekerja bila beliau melihat ada disabilitas di seberang jalan tempat beliau bekerja. Pernah juga beliau memarahi orang-orang yang berada di seberang jalan tempat beliau bekerja, hanya karena mereka membiarkan seorang disabilitas netra yang sedang menunggu untuk menyebrangi jalan tanpa dibantu sama sekali.
Seorang bapak yang saya sendiri tidak tahu namanya. Beliau seorang tukang becak yang sering mangkal di pintu gerbang GOR Tri Lomba Juang pada pagi hari. Beliau akan senantiasa membantu kita "disabilitas netra" kala beliau melihat di antara kami ada yang akan berjalan melewati tempat beliau berada. Beliau akan selalu menyapa "mas?" ketika saya akan melintas, menuntun saya melewati pintu gerbang GOR yang mungkin ada kendaraan akan masuk/keluar dari sana, dan akan melepaskan kita lagi di posisi trotoar yang tidak berlubang.
Ada juga pak Hendar seorang tukang parkir di Rumah Makan Ma' Uneh yang berada di seberang gang tempat saya bekerja. Beliau akan senantiasa rela menyeberang jalan apabila beliau melihat teman-teman disabilitas netra khususnya yang akan menyeberangi jalan. Beliau juga akan dengan sukarela membantu kita untuk memberhentikan angkutan umum apabila kita akan naik angkutan umum.
Apa yang mereka harapkan dari membantu kawan-kawan disabilitas? Uang?, Kehormatan?, balas jasa dari mereka yang beliau-beliau bantu?, Kedudukan dari pemangku kebijakan di negeri ini karena beliau sudah membantu disabilitas?
Saya rasa bukan semata-mata itu motivasi mereka membantu.
Jiwa Sosial, keikhlasan, ridho dari Tuhannya, dan tingkat sensitivitas pada sesama yang membuat mereka seperti itu.
0 Comments
Do leave a comment, a decent one.