Mencicipi Perjalanan Murah Meriah ke Puncak Darajat Garut


Disclaimer: tulisan ini dibuat tahun 2015, jadi agak mundur sedikit infonya. Saat itu belum ada taksi atau ojek online kayak sekarang, semua bener-bener harus offline. 

Kami seneng banget jalan2, khususnya ke tempat-tempat yang agak menantang. Teringat di pergantian tahun 2012 ke 2013, kami jalan-jalan ke Tangkuban Parahu menggunakan motor bebek Legenda tahun 2003 yang masih belum memakai rem cakram, dengan kondisi hujan dan jalanan licin. Orang mungkin bilang bahaya, tapi kami menikmati #nyengirlebar.

Kali ini kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Puncak Darajat Garut (waktu tulisan ini dibuat, sekitar tahun 2015). Kayaknya sih memang lagi tren. Kami ke sana menggunakan kendaraan umum. sebelum berangkat kami beberapa kali browsing tentang rute dan angkutan yang harus kami naiki. setelah menemukan panduan yang kelihatan cukup akurat, akhirnya kami berangkat.

Dari Bandung, kami naik bis sedang berpenumbang sekitar 25 orang yang menuju Garut. Bis ini bisa ditemukan di sekitar terminal Cicaheum, biasanya mangkal di luar terminal. Tergantung keberuntungan kita, kadang bisa dapat bis AC, kadang yang ada bis ekonomi. Ketika kami berangkat, kami beruntung dapat bis AC, dengan ongkos Rp 20.000 per orang. KUrsi dan AC nya cukup nyaman. Bus nya juga tidak terlalu penuh. Dari terminal CIcaheum, menggunakan bis tadi, kami berangkat menuju Garut, melewati Kadungora dan Tarogong. 

Dari bis tadi, turun di alun-alun Tarogong. Alun-alun ini kita temui pertama kali ketika memasuki kota Garut. Letaknya jauh sebelum terminal Garut. Di Alun-alun ini, bisa kita temui sejumlah delman atau andong di pinggir jalan. Biasanya banyak yang turun di sini, termasuk rombongan pendaki gunung yang hendak ke Papandayan. 

Di alun-alun Tarogong, biasanya ada angkot berwarna coklat muda jurusan kota Garut, persis di tempat kita turun bis tadi. Nah, Angkot ini adalah angkutan berikutnya yang harus kita naiki jika ingin ke Puncak Darajat. Setelah menaiki angkot coklat muda tadi, kemudian kita turun di perempatan Samarang, cukup membayar dua ribu rupiah saja, karena jaraknya tidak terlalu jauh. Perlu diperhatikan, perempatan Samarang ini sebenarnya bukan sunguh-sungguh perempatan. Dari yang saya perhatikan, ini sesungguhnya pertigaan. Jalan yang memotong jalan utama yang dilewati angkot merupakan Jalan Samarang. Di tempat inilah kita turun.

Turun dari angkot coklat tadi, lalu kita menyebrang ke Jalan Samarang. Dari situ naik angkot berwarna hijau putih yang ke arah Terminal Samarang. Tetapi kita tidak perlu turun di Terminal Samarang. Sebelum sampai di Terminal Samarang, kita akan melalui Pasar Samarang. Nah, kita bisa turun di Pasar Samarang ini untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak Darajat. Cukup bayar lima ribu rupiah untuk angkot hijau putih tadi. Setelah turun di Pasar Samarang, biasanya ada angkot berwarna kuning atau coklat muda, yang ke arah Pasirwangi, biasanya juga supirnya cari-cari penumpang. Nah, kita bisa naik angkot kuning atau coklat muda itu tadi. Setelah beberapa lama naik angkot ini, kita akan berbelok ke kanan ke arah Pasirwangi. untuk sampai ke Puncak Darajat, kita harus turun di ujung pemberhentian angkot ini, atau warga sekitar biasanya menyebutnya Kepakan. Ongkos untuk angkot ini cukup lima ribu rupiah saja per orang. Setelah turun dari angkot, kita perlu naik ojek untuk sampai di Puncak Darajat. Satu orang dikenakan ongkos sekitar 15ribu rupiah. 

Perlu diingat bahwa di Puncak Darajat ini ada kurang lebih 5 tempat rekreasi air panas yang bisa dikunjungi. Yang paling atas adalah Puncak Darajat, dibawahnya ada Darajat Pass. Harganya tidak jauh berbeda. Tetapi, saya menyarankan untuk ke Darajat Pass saja, meskipun letaknya bukan yang paling tinggi, tetapi dari sistem manajemennya, Darajat Pass cukup rapih. Ada banyak fasilitas yang bisa teman-teman temui tanpa harus masuk ke lokasi, misalnya masjid, restoran, dan pusat oleh-oleh. Ketiga fasilitas ini letaknya di luar pintu masuk objek rekreasi Darajat Pass. Ketika kami ke sana, kami sempat mampir ke Kawah Belerang milik Chevron yang sekarang sudah diakuisi oleh Star Energy
.

Terakhir saya mampir ke Garut (akhir tahun 2021), udah banyak banget hotel yang menjadikan wisata air panas sebagai nilai jualnya. Kamu bisa pilih dari yang extreme modern sama asli tradisional. Bisa pilih yang di atas Puncak Darajat maupun di kota Garut-nya. Bahkan kamu juga bisa menikmati pemandian air panas di hotel-hotel tersebut sebelum kamu memasuki Kota Garut.

Selamat berlibur... 

Post a Comment

0 Comments