Foto: https://www.instagram.com/blindman_j/ |
Jack merupakan salah satu dari 6 penyandang disabilitas yang memperoleh beasiswa AAS pada 2012 dan diberangkatkan pada awal 2013. Lima di antaranya merupakan penyandang disabilitas netra. Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Australia bagi penyandang disabilitas untuk bisa melanjutkan pendidikan sangatlah besar, tidak hanya bagi warga negara asing melalui beasiswa AAS ini, tetapi juga bagi warga negara nya sendiri. Bahkan salah seorang perwakilan AusAID menyebutkan bahwa dari keseluruhan beasiswa AAS yang disediakan, terdapat alokasi khusus bagi penyandang disabilitas, sehingga tidak perlu khawatir akan kalah bersaing dengan orang tanpa disabilitas.
Proses yang dijalani Jack untuk memperoleh AAS tidak berbeda dari teman-teman tanpa disabilitas lainnya. Selain diuji kemampuan bahasa Inggrisnya, rencana Jack untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh juga diperhitungkan. Setelah lolos proses seleksi, Jack juga mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan kemampuan bahasa Inggris dan menulis akademik sebelum berangkat ke Australia. Lamanya persiapan bergantung pada tingkat kemampuan bahasa Inggris masing-masing. Jack sendiri hanya mendapatkan persiapan selama 8 minggu, sementara ada penerima beasiswa lainnya yang juga penyandang disabilitas netra yang harus mengikuti persiapan selama 9 bulan. Tetapi tidak perlu khawatir, ada juga kok penerima beasiswa tanpa disabilitas yang harus mengikuti persiapan selama 9 bulan. Jadi memiliki disabilitas bukanlah hambatan, baik dalam memperoleh beasiswa, persiapan sebelum berangkat, maupun dalam proses belajar selama di Australia.
Sesampainya di Australia, Jack, sebagaimana penerima beasiswa AAS lainnya, juga kembali diharuskan mengikuti persiapan akademik selama satu bulan. Penerima beasiswa yang merupakan penyandang disabilitas netra memperoleh bantuan dalam hal mengakses materi perkuliahan, salah satunya adalah akses bahan bacaan kuliah. Universitas juga sudah mempersiapkan tutor yang bisa membantu ketika penerima beasiswa mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Jadi sama sekali tidak ada kesulitan yang tidak ada jalan keluarnya, dan tidak ada kesulitan yang berdasarkan pada kondisi seseorang. DIsabilitas atau pun tidak, semua tetap memiliki kesempatan yang sama.
Jika AAS adalah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah asing untuk warga Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3, lalu beasiswa apa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia bagi anak bangsanya? Sejumlah beasiswa untuk jenjang S2 dan S3 seperti beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), Beasiswa Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi), dan Beasiswa Presiden (Indonesia Presidential Scholarship) disediakan oleh Indonesia bagi warganya, meskipun sejumlah beasiswa memang hanya terbatas untuk kalangan dosen atau tenaga kependidikan saja. Akan tetapi bukan berarti tidak ada kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Semua bergantung pada usaha dan kerja keras masing-masing. Jadi, terus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan. Jangan lupa untuk terus mengembangkan kemampuan diri karena ada banyak jalan menuju Roma bagi siapapun yang bekerja keras.
Saat ini Jack sudah menjadi pegawai tetap salah satu NGO yang berlokasi di Jakarta. Tetapi, bukan Jack namanya kalau puas hanya dengan menjadi pegawai saja. Ya, Jack, atau yang sekarang lebih populer dengan nama Blindman Jack, kini juga berprofesi sebagai komika. Cita-citanya untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas tetap dilakukannya melalui komedi. Jack membuka mata kita bahwa ada banyak cara untuk mengubah sudut pandang masyarakat, salah satunya melalui komedi.
Catatan: artikel asli pernah diterbitkan di Majalah Gema Braille Tahun 2015 dan direvisi sesuai dengan informasi terbaru.
0 Comments
Do leave a comment, a decent one.