Telemarketer: Kesempatan Kerja Baru bagi Disabilitas Netra

Selama ini, jenis pekerjaan yang bisa digeluti oleh penyandang disabilitas netra di Indonesia sangatlah terbatas. Mayoritas berprofesi sebagai pemain musik, masseur/tukang pijat, dan pendidik. Hanya sejumlah kecil saja yang memiliki profesi lainnya seperti entepreneur/pengusaha/wiraswasta, telemarketer, dan penulis. Selain karena kesempatan yang diberikan bagi penyandang disabilitas netra yang terbatas, pendidikan yang tersedia pun belum mendukung untuk bisa bekerja di bidang lainnya. Tetapi bukan berarti kemampuan yang dibutuhkan dalam bidang tersebut tidak dapat dikembangkan, misalnya saja kemampuan untuk menjadi telemarketer.

Telemarketing  merupakan jenis pekerjaan yang bertugas melakukan penjualan melalui telepon. Orangnya sendiri disebut sebagai telemarketer. Profesi telemarketer biasanya terdapat di bidang usaha perbankan. Sejumlah bank di Indonesia diketahui telah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas netra untuk bekerja sebagai telemarketer, antara lain Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank ANZ, dan Bank Standard Chartered.  Di Bank Permata, ada 10 orang disabilitas netra dari kesuluruhan pegawai telemarketer sejumlah 60 orang. Kebijakan yang diterapkan pada Bank ini sejak 2010 adalah disediakannya kuota khusus untuk penyandang disabilitas netra untuk menjadi telemarketer. Di CIMB Niaga terdapat 8 orang disabilitas netra dari 120 telemarketer yang bekerja di sana. 

Lantas apa saja tugas seorang telemarketer? Ada dua tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang telemarketer. Yang pertama, memberikan informasi tentang produk-produk terbaru dari Bank tersebut, dan melakukan penawaran atau penjualan produk Bank tersebut, misalnya kartu kredit, tabungan, dan sebagainya. Informasi dan penawaran ini diberikan kepada konsumen melalui telepon berdasarkan data yang dimiliki oleh Bank. Selain telepon, peralatan penunjang lainnya yang digunakan adalah komputer. Bagi telemarketer dengan disabilitas netra, Bank biasanya menyediakan aplikasi khusus yang dapat diakses oleh software pembaca layar, sehingga mereka tetap bisa bekerja seperti telemarketer lainnya menggunakan telepon dan komputer.

Untuk bisa bekerja sebagai telemarketer, seorang disabilitas netra tidak hanya harus mampu untuk mengoperasikan komputer bicara, tetapi juga memiliki sejumlah keahlian yaitu kemampuan berdagang /marketing, kemampuan berkomunikasi dengan baik, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam menghadapi konsumen. Penting bagi seorang telemarketer untuk tidak mudah terpancing emosi ketika menghadapi pertanyaan maupun keluhan dari konsumen yang mungkin saja muncul ketika sedang menawarkan produk atau melakukan penjualan. Selain itu, penting juga untuk terus meningkatkan wawasan seputar dunia perbankan, khususnya tentang produk-produk saingan serta tentang kondisi ekonomi terkini. Perlu diketahui, beberapa bank menyelenggarakan kegiatan sharing produk terbaru bagi karyawannya setiap beberapa bulan sekali. Untuk tingkat pendidikan, beberapa Bank menerapkan kebijakan pendidikan minimal sarjana bagi telemarketernya.

Lalu kesulitan apa saja yang mungkin dihadapi oleh telemarketer? Kesulitan yang dihadapi seorang telemarketer cenderung bersifat umum dan bukan disebabkan oleh disabilitas yang dimiliki telemarketer. Konsumen yang terlalu sibuk sehingga sulit dihubungi merupakan salah satu kesulitan yang umum dihadapi seorang telemarkter. Selain itu, ada juga konsumen yang menolak membeli produk yang ditawarkan. Bukankah hal tersebut biasa dihadapi oleh seorang pedagang? Untuk itu, amatlah penting untuk terus meningkatkan pengetahuan dalam berdagang sehingga semakin banyak kiat-kiat yang bisa dipraktekkan ketika menghadapi konsumen melalui telepon.

Penghasilan yang didapatkan seorang telemarketer juga terhitung cukup besar. Selain penghasilan pokok sesuai UMR (Upah Minimum Regional), mereka juga berhak atas insentif dari promo dan penjualan yang dilakukan, asuransi kesehatan, Tunjangan Hari Raya, serta Bonus Akhir Tahun.  Menurut pengakuan seorang disabilitas netra yang bekerja sebagai telemarketer, insentif yang didapatkan setiap bulan bisa mencapai maksimal dua kali gaji sesuai dengan jumlah penjualan yang mereka lakukan di bulan tersebut. Sehingga, jumlah pendapatan yang mereka terima setiap bulan bisa mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.

Jika adik-adik tertarik untuk bekerja sebagai telemarketer, tentunya penting  untuk meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan, selain juga untuk menyelesaikan pendidikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Akan tetapi, perlu untuk diketahui bahwa profesi telemarketer ini hanya ada di Bank-Bank pusat yang berlokasi di Jakarta. Sehingga, jika menjadi telemarketer, mau tidak mau harus menetap di Jakarta, meski ketika mengajukan lamaran masih berada di luar Jakarta. Dengan adanya profesi telemarketer ini, maka kesempatan disabilitas netra untuk bekerja di bidang selain pijat, musik, dan mengajar semakin besar.

Sumber: Wawancara
(pernah diterbitkan di Majalah Gema Braille pada tahun 2015)

Post a Comment

0 Comments